8.000 rumah untuk pengungsi Rohingya, kata Jusuf Kalla

Jakarta (ANTARA News) – Ketua Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla mengungkapkan Organisasi Kerjasama Negara-Negara Islam (OKI) dan Pemerintah Myanmar sepakat menyediakan 8.000 rumah bagi pengungsi korban konflik komunal di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.

Menurut siaran pers PMI yang diterima di Jakarta, Minggu, para pengungsi yang berasal dari etnis Rohingya dan Rakhine ini juga akan direlokasi dan direhabilitasi ketempat pemukiman baru yang lahannya telah disiapkan Pemerintah Myanmar.

Pada Sabtu sore (11/8) OKI dan Myanmar sepakat untuk merehabilitasi dan merelokasi korban konflik ini ke tempat yang lebih baik. Delapan ribu rumah ajan dibangun bagi pengungsi Rohingya dan Rakhine.

Kalla mngunjungi Myanmar didampingi Asisten Sekjen OKI Atta El-Manan Bakhit dan Presiden Bulan Sabit Merah Qatar (QRCS) Mohamed Ghanim Al-Mahdeed.

Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Lembaga Sosial Non Pemerintah dari 20 Negara Muslim anggota OKI di Kuala Lumpur, 3 Agustus lalu.

Pertemuan itu meminta PMI bersama OKI untuk mencari jalan keluar penyeleseian konflik komunal di Rakhine, Myanmar dan membuka akses bantuan kemanusiaan internasional bisa masuk kedaerah tersebut.

Jusuf Kalla menambahkan, sejumlah harapan OKI yang disampaikan kepada pemerintah Myanmar disambut baik yang diwakili oleh Menteri Urusan Wilayah Perbatasan Letjen Thein Htay.

Awalnya, sempat muncul kekhawatiran Pemerintah Myanmar akan bersikap tertutup terhadap kunjungan misi kemanusiaan PMI, OKI dan Bulan Sabit Merah Qatar.

Berkat lobby ketua umum PMI Jusuf Kalla, akhirnya Presiden Myanmar Thein Sein memberikan akses kepada delegasi kemanusiaan ini untuk melihat langsung kondisi terkini pasca konflik di Negara Bagian Rakhine.

“Pemerintah Myanmar bersikap terbuka dan menyambut kami dengan baik. Selain itu, pemerintah Myanmar turut pula memenuhi semua usulan dari kami untuk membantu pengungsi Rohingya,” tambah Kalla.
(ANT)